Oleh:
Herlianto A
Dek tulisanmu “Warisan” sudah dibalas sama
kakakmu (Gilang Kazuya Shimura). Tapi maafkan kakakmu bila balasannya
mengecewakanmu. Sebagaimana hobinya kakakmu selalu berargumen dengan teks
(hadist dan kutipan ayat-ayat), mungkin karena berkesempatan menjadi muslim.
Andaikan dia Nasrani mungkin dia sering kutip injil dek.
Kakakmu, juga suka dengan analogi-analogi
remeh-temeh. Baca saja, dia bandingin prinsip beragamanya dengan artis korea,
kacang dan kecoa, petugas warnet, dan deterjen yang digunakan untuk cuci baju
itu. Dek, untuk yang ini jangan ditiru ya tidak bergizi untuk pikiranmu.
Kakakmu
bilang sejak lahir manusia itu sudah muslim. Memang dari dulu kakakmu itu tidak
jelas dek kapan dia bersyahadat masuk Islam. Sehingga dia mengira sejak dalam
perut dirinya sudah muslim, katanya fitrah dek. Mafkan kakamu dek. Dia dari
dulu memang suka sekali mencocok-cocokkan identitas orang dengan Alquran.
Walaupun
tidak jelas dek identitas yang mana yang dimaksud. Saya juga tidak tahu, apakah
dia sendiri sudah cocok identitasnya dengan Alquran. Adek ingat kisah Sayyidina
Ali dan Ustman? Dua khulafaurrasyidin ini dibunuh dengan tuduhan kafir dek,
identitasnya dianggap tidak sesuai dengan Alquran oleh pembunuhnya. Dua sahabat
Nabi ini saja bisa dianggap tidak sesuai Alquran identitas, apalagi yang lain.
Saya tidak tahu apakah kakakmu ini tetesan dari para “begal” pembunuh itu.
Semoga tidak dek.
Di
Indonesia tokoh macam Quraish Shihab (mufassir), Said Agil Siraj, dan Gus Mus
juga dianggap kafir dek oleh orang-orang yang kerjaannya mencocokkan identitas
yang belakangan katanya kabur dek. Dan kata kakakmu, itu sama dengan petugas
warnet dek. Ada-ada saja memang kakakmu itu. Belakangan ini dia mengumpulkan 7
juta status untuk orang kaburan yang diduga terlibat kasus chat sex dengan
perempuan cantik dek. Payah memang kakakmu.
Dek, saya tahu dek Afi beragama Islam dan
yakin dengan kebenarannya. Tetapi pengakuan kebenaran adek atas Islam sama
sekali tidak sama dengan iklan deterjen sebagaimana kakakmu meyakini prinsip
agamanya. “Warisan” adalah salah satu caramu meyakini kebenaran agamamu. Islam
menjadi benar dan sebagai rahmah justru karena kasih sayangnya yang tak
terbatas, yang tak tersekat oleh SARA. Adek telah menjaga diri untuk tidak
menjadi “Tuhan” bagi yang lain. Siapa yang tahu dek besok atau lusa, orang yang
disebut kafir itu ternyata hidupnya lebih mulia ketimbang mereka yang sibuk
memberi label kafir.
Dari sini sebetulnya jelas dek, siapa yang
masih di kelas SD dek. Soal SD ini jangan bilang-bilang sama kakakmu karena dia
sedang kuliah di Jerman, takut tersinggung. Ntar identitas adek dibilang nggak
sesuai Alquran dan nggak dapat surga. Kakakmu sudah punya kapling di surga. Mau
dek Afi dianggap seperti murid SD yang malas yang tidak peracaya sama Allah,
seperti yang dibilang kakakmu itu?
Dek Afi, mafkan kakakmu yang keterlaluan.
Katanya Arab Saudi lebih sedikit kriminalitasnya dek ketimbang Itali, mungkin
benar dek walau kakamu nggak punya data. Tapi TKW yang bekerja di Arab banyak
yang bonyok dek. Adek ingat ibu Masamah (asal Kerawang) yang tewas disiksa
majikan di Arab? Adek ingat Kokom, TKW asal Sukabumi? Sudah lumpuh dek disiksa
secara bergilir oleh majikannya di Arab, de el el. Adek ingat pengeran Arab
yang pernah kadapatan membawa Narkoba. Adek tahu siapa yang membunuh raja
Faisal, Raja Arab sendiri. Mungkin itu bukan kriminalitas menurut kakakmu, tapi
“kriminilitis” (dibaca seperti logatnya Tukul Arwana)
Dek Afi, kakakmu seperti kehilangan pegangan
(neraca) kebenaran. Katanya wajar mayoritas itu menerapkan hukumnya. Baginya
mayoritas (konsensus) adalah benar sehingga harus diikuti. Ini yang namanya
tirani mayoritas dek. Mayoritas tidak boleh sewenang-wenang, minoritas harus
dihormati. Kebenaran bukan soal mayoritas atau minoritas, dan minoritas berhak
memperjuangkan kebenarannya. Mungkin dia lupa sejarahnya dek bahwa Islam yang
dia yakini dulunya juga minoritas di Arab.
Kemudian, ada yang sedikit menggelikan dek
tanggapan kakakmu, soal pancasila. Katanya pancasila sila ke satu hanya sesuai
dengan prinsip ketuhanan Islam. Ha.ha.ha…dia sepertinya belum sempat belajar
kristologi, hinduisme, dan budisme dek. Di kiranya agama-agama itu tidak
meyakini keesaan Tuhan. Tapi mungkin sesekali juga kakakmu diajak diskusi soal
tema-tema itu dek dan makna Esa itu sendiri dek, biar tidak judmud?
Dia melanjukan bahwa ulama turut berjuang
membebaskan negara ini dari penjajah? Tentu dek Afi tidak menolak ini, iya kan?
Tapi mengatakan hanya orang Islam, rasanya juga belum balig dan sunat dek.
Kakakmu kayaknya lupa dengan Jendral Urip Sumoharjo, T.B. Simatupang, Laksamana
Yos Sudarso, Marsekal Adi Sucipto, D.I. Panjaitan, Brigadir Slamet Riyadi, J.
Leimena, de el el. Kayaknya yang kurang baca bukan dek Afi, tapi ya gitu dech.
Makanya, panitia 9 mau mengubah bunyi piagam
Jakarta pasal satu setelah diprotes oleh A.A. Maramis. Yang sebelumnya bebunyi
“kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi
“Ketuhanan yang mahas Esa”. Dan gilanya lagi, sila satu ini dianggap diambil
hanya dari prinsip ketuhanan Islam. Maafkan kakamu dek Afi, adek sebagai yang
lebih muda harus mengala, eh.eh.. kebalik ya.
Dan terakhir kutipan Abdullah Bin Mas’ud perlu
dilanjutkan dek Afi. Bahwa ilmu bukanlah kemahiran dalam berkata-kata tetapi
ilmu menimbulkan takwa kepada Tuhan, dan “Tidak mudah menjastifikasi orang
sebagai kafir atau tidak,” dan itulah ketakwaan yang sesungguhnya.
Untuk selanjutnya, silahkan dibalas sendiri
oleh dek Afi.. saya mau ngopi dulu.
6 Komentar
Jawaban yang bagus, tapi entahlah.. mungkin Gilang itu sudah terdoktrin oleh kaum sebelah yang pentolannya sedang "kabur" ke Arab, biasalah..
BalasHapusSaya juga heran.. Pendidikannya di jerman kok cara pikirnya begiti..
BalasHapusAfi sudah terkubur bang... oleh kebiasaannya nyolong tulisan orang lain. Padahal sudah dibela oleh abang sedemikian rupa
BalasHapusDia hanya punya satu kesalahan.. Tapi semuanya langsung dihukumi rusak. Tulisan dia tentang warisan saya kira orisinal. Tak anak seusianya mampu menulis seperti itu. Dia yetap generasi yangbistimewa
BalasHapusApa Afi ini suka jiplak... ..memalukan
BalasHapusTerlepas dari plagiat.. Afi tetap penulis yang baik.. Tak banyak anak seusianya mampu begitu...
BalasHapus