Nicollo Machiavelli. Foto/Pinterest |
Mazhabkepanjen.com - Filsafat politik Machiavelli adalah sebuah filsafat yang berfokus pada bagaimana cara meraih dan mempertahankan kekuasaan politik. Machiavelliberpendapat bahwa politik adalah seni yang harus dipelajari dan dipraktikkan dengan baik. Untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan, seorang penguasa harus memiliki kecerdasan, keberanian, dan kelicikan. Diktumnya yang terkenal the end justifies to the mean (tujuan menghalalakan segala cara)
Pemikiran politik Machiavelli tertuang dalam
dua karyanya yang paling terkenal, yaitu Discourseson Livy dan The Prince. Dalam Discourses on Livy, Dia membahas tentang
sejarah Roma kuno dan bagaimana cara Roma meraih kejayaannya. Dia mengatakan
bahwa Roma meraih kejayaannya karena memiliki sistem pemerintahan yang kuat dan
rakyat yang patriotik.
Dalam The Prince, Machiavelli membahas tentang bagaimana cara seorang penguasa meraih dan mempertahankan kekuasaannya. Machiavelli berpendapat bahwa seorang penguasa harus memiliki sifat-sifat berikut:
Kecerdasan: Seorang penguasa
harus memiliki kecerdasan untuk memahami situasi politik dan membuat keputusan
yang tepat. Keberanian: Seorang
penguasa harus memiliki keberanian untuk mengambil risiko dan menghadapi
tantangan. Kelicikan: Seorang
penguasa harus memiliki kelicikan untuk mengalahkan musuh-musuhnya.
Baca Juga: Teori Eknomi Klasik "Hukum Sya" Jean-Baptiste Saya
Machiavelli berpendapat bahwa seorang penguasa tidak boleh terikat oleh moralitas dalam menjalankan pemerintahannya. Dia percaya bahwa politik adalah dunia yang kejam dan penuh intrik, sehingga seorang penguasa harus siap untuk melakukan apa saja untuk meraih dan mempertahankan kekuasaannya.
Pandangannya tentang politik telah menjadi
kontroversi sejak pertama kali karyanya diterbitkan. Banyak orang yang
menganggap bahwa pandangan Machiavelli adalah immoral dan berbahaya. Namun, ada
juga yang berpendapat bahwa pandangan Machiavelli adalah realistis dan
memberikan gambaran yang akurat tentang dunia politik.
Baca Juga: Filsafat Politik Al Farabi, Antara Tuhan dan Negara
Berikut adalah beberapa poin penting dari
filsafat politik Machiavelli:
1) Politik adalah seni yang harus dipelajari
dan dipraktikkan dengan baik. 2) Untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan,
seorang penguasa harus memiliki kecerdasan, keberanian, dan kelicikan. 3) Seorang
penguasa tidak boleh terikat oleh moralitas dalam menjalankan pemerintahannya.
Filsafat politik Machiavelli telah
berpengaruh besar terhadap perkembangan pemikiran politik di dunia. Pandangan
Machiavelli telah dipelajari dan didiskusikan oleh para pemikir politik selama
berabad-abad.
Kontekstualisasi Filsafat Politik Machiavelli
Filsafat
politik Machiavelli dapat dikontekstualisasikan dalam dua konteks utama, yaitu:
1. Konteks sejarah
Machiavelli
hidup di Italia pada abad ke-16, saat itu Italia berada dalam keadaan yang
kacau dan terpecah-pecah. Dia melihat bahwa politik Italia pada saat
itu didominasi oleh kepentingan pribadi dan intrik, sehingga tidak ada stabilitas
dan keamanan. Dalam konteks ini, filsafat politik Machiavelli dapat dipandang
sebagai upaya untuk mencari cara untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan
dalam dunia politik yang kejam dan penuh intrik.
2.
Konteks filosofis
Machiavelli juga dipengaruhi oleh pemikiran para filsuf politik sebelumnya, seperti Plato, Aristoteles, dan Cicero. Namun, Machiavelli memiliki pandangan yang berbeda dari para filsuf politik sebelumnya.
Dia percaya bahwa politik adalah
dunia yang nyata, dan bahwa seorang penguasa harus siap untuk melakukan apa
saja untuk meraih dan mempertahankan kekuasaannya. Dalam konteks ini, filsafat
politik Machiavelli dapat dipandang sebagai upaya untuk memberikan gambaran
yang realistis tentang dunia politik.
Filsafat
politik Machiavelli telah berpengaruh besar terhadap perkembangan pemikiran
politik di dunia. Pandangan Machiavelli telah dipelajari dan didiskusikan oleh
para pemikir politik selama berabad-abad. Beberapa pemikir politik yang
dipengaruhi oleh Machiavelli antara lain:
Thomas Hobbes: Hobbes setuju dengan Machiavelli bahwa politik adalah
dunia yang kejam dan penuh intrik. Hobbes berpendapat bahwa seorang penguasa
harus memiliki kekuasaan absolut untuk menjaga ketertiban dan keamanan
masyarakat.
John
Locke: Locke tidak setuju dengan Machiavelli bahwa seorang penguasa harus
memiliki kekuasaan absolut. Locke berpendapat bahwa penguasa harus dibatasi
oleh hukum dan hak-hak rakyat.
Jean-Jacques
Rousseau: Rousseau berpendapat bahwa rakyat harus menjadi penguasa tertinggi
dalam negara. Rousseau percaya bahwa rakyat harus memiliki kebebasan dan hak
untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Filsafat politik Machiavelli masih relevan
hingga saat ini. Pandangan Machiavelli tentang politik yang realistis dan pragmatis
masih dapat diterapkan dalam dunia politik modern.
Kritik Atas Filsafat Politik Machiavelli
Filsafat politik Machiavelli telah menjadi
kontroversi sejak pertama kali diterbitkan. Banyak orang yang menganggap bahwa
pandangan Machiavelli adalah immoral dan berbahaya. Namun, ada juga yang
berpendapat bahwa pandangan Machiavelli adalah realistis dan memberikan
gambaran yang akurat tentang dunia politik. Berikut adalah beberapa kritik
terhadap filsafat politik Machiavelli:
1. Kritik moral
Machiavelli berpendapat bahwa seorang penguasa
tidak boleh terikat oleh moralitas dalam menjalankan pemerintahannya.
Machiavelli percaya bahwa politik adalah dunia yang kejam dan penuh intrik,
sehingga seorang penguasa harus siap untuk melakukan apa saja untuk meraih dan
mempertahankan kekuasaannya.
Kritikus berpendapat bahwa pandangan
Machiavelli ini immoral dan berbahaya, karena dapat membenarkan
tindakan-tindakan yang tidak bermoral, seperti korupsi, kekerasan, dan
pelanggaran hak asasi manusia.
2. Kritik pragmatisme
Machiavelli berpendapat bahwa politik adalah
seni yang harus dipelajari dan dipraktikkan dengan baik. Machiavelli percaya
bahwa seorang penguasa harus siap untuk melakukan apa saja untuk meraih dan
mempertahankan kekuasaannya, bahkan jika itu berarti harus melanggar hukum atau
moralitas. Kritikus berpendapat bahwa pandangan Machiavelli ini terlalu
pragmatis dan tidak memperhatikan nilai-nilai moral dan hukum.
3. Kritik realisme
Machiavelli berpendapat bahwa politik adalah
dunia yang nyata, dan bahwa seorang penguasa harus siap untuk menghadapi
kenyataan yang kejam dan penuh intrik. Kritikus berpendapat bahwa pandangan
Machiavelli ini terlalu realistis dan tidak memberikan harapan bagi perubahan
yang lebih baik.
Meskipun ada banyak kritik terhadap filsafat politik Machiavelli, pandangan Machiavelli tetap relevan hingga saat ini. Pandangan Machiavelli tentang politik yang realistis dan pragmatis masih dapat diterapkan dalam dunia politik modern. Namun, penting untuk diingat bahwa pandangan Machiavelli juga memiliki sisi negatif yang dapat membahayakan masyarakat. (*)
Cara Menerbitkan Artikel di Mazhabkepanjen.com
*) Naskah dikirim ke email: mazhabkepanjen21@gmail.com
*) Redaksi berhak tidak menayangkan artikel yang tidak
sesuia dengan kaidah dan filosofi Mazhabkepanjen.com
0 Comments