Thomas Robert Malthus. Foto/dok |
Mazabkepanjen.com - Thomas Robert Malthus, seorang ekonom Inggris, terkenal karena teorinya tentang pertumbuhan ekonomi. Teorinya ini dikenal sebagai teori Malthusian. Teori ini berpandangan bahwa pertumbuhan penduduk akan selalu lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya krisis pangan dan kemiskinan.
Malthus
lahir pada 13 Februari 1766 di Surrey, Inggris. Ia adalah putra dari Daniel Malthus,
seorang pendeta Anglikan, dan Henriette Graham. Malthus dididik di Jesus
College, Cambridge, dan lulus dengan gelar Master of Arts pada tahun 1788.
Setelah
lulus dari Cambridge, dia menjadi pendeta di desa. Ia juga mulai menulis
tentang berbagai topik, termasuk ekonomi, politik, dan agama. Pada tahun 1798,
Malthus menerbitkan karyanya yang paling terkenal, yaitu An Essay on the Principle of Population.
Baca Lagi: Posibilitas Dunia Pasca kematian
Dua Asumsi Teori Ekonomi Malthus
Malthus
mendasarkan teorinya pada dua asumsi utama. Pertama, asumsi tentang pertumbuhan penduduk. Malthus berpendapat bahwa
pertumbuhan penduduk bersifat eksponensial, yaitu bertambah dengan cepat. Hal
ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu: Faktor biologis: Manusia memiliki kemampuan untuk bereproduksi
dengan cepat. Faktor sosial: Adanya
kemajuan teknologi yang memudahkan manusia untuk hidup.
Kedua,
asumsi tentang pertumbuhan produksi
pangan. Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan produksi pangan bersifat
aritmatika, yaitu bertambah dengan lambat. Hal ini disebabkan oleh dua faktor,
yaitu:
- Faktor ketersediaan sumber daya alam: Sumber daya alam yang dapat digunakan untuk memproduksi pangan bersifat terbatas.
- Faktor teknologi: Teknologi untuk meningkatkan produksi pangan bersifat terbatas.
Berdasarkan
dua asumsi tersebut, Malthus menyimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk akan
selalu lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya krisis pangan dan kemiskinan.
Krisis
pangan dapat terjadi karena tidak semua orang akan dapat memenuhi kebutuhan
pangannya. Akibatnya, harga pangan akan meningkat dan orang-orang akan menjadi
miskin.
Teori
Malthusian telah banyak dikritik oleh para ekonom. Kritikan yang paling umum
adalah bahwa teori ini terlalu pesimistis. Para ekonom berpendapat bahwa
pertumbuhan produksi pangan dapat ditingkatkan melalui kemajuan teknologi dan
pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien.
Baca Lagi: Tubuh pun Masih Misteri bagi Tuannya
Meskipun
demikian, teori Malthusian tetap memiliki relevansi hingga saat ini. Hal ini
karena pertumbuhan penduduk di dunia masih terus meningkat. Pertumbuhan
penduduk yang tidak terkendali dapat menjadi ancaman bagi pembangunan ekonomi
dan lingkungan.
Karya-Karya Malthus
Thomas Robert Malthus menulis banyak
karya selama hidupnya. Karya-karyanya yang paling terkenal di antaranya:
- An
Essay on the Principle of Population (1798). Karya ini adalah karya
utama Malthus yang membahas tentang pertumbuhan populasi dan dampaknya pada
masyarakat. Dalam karya ini, Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk
akan selalu lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya krisis pangan dan kemiskinan.
- The Principles of Political Economy (1820). Karya ini membahas tentang ekonomi politik.
Dalam karya ini, Malthus membahas tentang berbagai topik, termasuk perdagangan
internasional, pertumbuhan ekonomi, dan kemiskinan.
- On
the Impossibility of an Increase in the Means of Subsistence to Keep Pace with
the Increase of Population
(1820). Karya ini adalah sebuah esai yang membahas tentang
ketidakmungkinan pertumbuhan produksi pangan untuk mengimbangi pertumbuhan
penduduk.
- Observations on the Effects of the Corn Laws (1814). Karya ini membahas tentang efek dari Corn Laws, yaitu undang-undang yang membatasi impor gandum ke Inggris. Malthus berpendapat bahwa Corn Laws merugikan petani dan konsumen Inggris.
Karya-karya
Malthus telah menjadi topik perdebatan yang hangat selama berabad-abad. Teori
Malthusian telah banyak dikritik oleh para ekonom, tetapi teori ini tetap
memiliki relevansi hingga saat ini. Pertumbuhan penduduk di dunia masih terus
meningkat, dan pertumbuhan produksi pangan harus ditingkatkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat.
Pentingnya Teori
Malthus
Teori
Malthusian penting dipelajari karena beberapa alasan, yaitu:
Teori
ini memberikan pemahaman tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dan
produksi pangan. Teori ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk yang
tidak terkendali dapat menjadi ancaman bagi ketersediaan pangan.
Teori
ini telah menjadi dasar bagi berbagai kebijakan dan strategi untuk mengatasi
masalah pertumbuhan penduduk dan kemiskinan. Misalnya, teori ini telah
digunakan untuk mendukung kebijakan keluarga berencana dan kebijakan
pembangunan pertanian.
Teori
ini masih relevan hingga saat ini. Pertumbuhan penduduk di dunia masih
terus meningkat, dan pertumbuhan produksi pangan harus ditingkatkan untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Berikut
adalah beberapa manfaat spesifik dari mempelajari teori Malthusian:
Membantu
memahami dinamika pertumbuhan penduduk dan produksi pangan. Teori
Malthusian dapat membantu kita untuk memahami bagaimana pertumbuhan penduduk
dan produksi pangan saling memengaruhi.
Membantu
mengembangkan kebijakan dan strategi untuk mengatasi masalah pertumbuhan
penduduk dan kemiskinan. Teori Malthusian dapat memberikan wawasan tentang
apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Membantu
membuat keputusan yang lebih baik tentang penggunaan sumber daya alam. Teori
Malthusian dapat membantu kita untuk memahami pentingnya mengelola sumber daya
alam secara berkelanjutan.
Relevansi Teori Ekonomi
Malthus
Teori
Malthusian masih relevan untuk saat ini karena pertumbuhan penduduk di dunia
masih terus meningkat. Menurut data dari PBB, jumlah penduduk dunia
diperkirakan akan mencapai 9,7 miliar pada tahun 2050. Pertumbuhan penduduk
yang cepat ini dapat menimbulkan tekanan pada ketersediaan pangan dan sumber
daya alam lainnya.
Krisis
pangan dapat terjadi karena tidak semua orang akan dapat memenuhi kebutuhan
pangannya. Akibatnya, harga pangan akan meningkat dan orang-orang akan menjadi
miskin.
Krisis
pangan memang belum terjadi di seluruh dunia saat ini. Namun, ada beberapa
wilayah di dunia yang mengalami krisis pangan, seperti Afrika dan Asia Selatan.
Krisis pangan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan
penduduk yang cepat, perubahan iklim, dan konflik.
Oleh
karena itu, teori Malthusian masih relevan untuk saat ini. Pertumbuhan penduduk
yang cepat dapat menjadi ancaman bagi ketersediaan pangan dan sumber daya alam
lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan upaya untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk dan meningkatkan produksi pangan.
Berikut
adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini:
- Kebijakan keluarga berencana: Kebijakan keluarga berencana dapat membantu untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk.
- Peningkatan produktivitas pertanian: Peningkatan produktivitas pertanian dapat membantu untuk meningkatkan produksi pangan.
- Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan: Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dapat membantu untuk menjaga ketersediaan sumber daya alam.
Kritik Atas Teori
Ekonomi Malthus
Teori
Thomas Robert Malthus telah banyak dikritik oleh para ekonom. Berikut adalah
beberapa kelemahan teori Malthusian:
Teori
ini terlalu pesimistis. Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk akan
selalu lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya krisis pangan dan kemiskinan. Namun, teori ini tidak
memperhitungkan kemungkinan pertumbuhan produksi pangan dapat ditingkatkan
melalui kemajuan teknologi dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien.
Teori
ini terlalu sederhana. Malthus mendasarkan teorinya pada dua asumsi utama,
yaitu: Teori
ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan ekonomi. Malthus hanya mempertimbangkan
faktor-faktor biologis dan teknologi dalam teorinya. Padahal, faktor-faktor sosial
dan ekonomi juga dapat memengaruhi pertumbuhan penduduk dan produksi pangan.
Misalnya, tingkat pendidikan, tingkat kesejahteraan, dan kebijakan pemerintah
dapat memengaruhi tingkat kelahiran dan kematian.
Kelemahan-kelemahan
teori Malthusian ini menunjukkan bahwa teori ini tidak dapat digunakan secara
mutlak untuk memprediksi masa depan. Namun, teori ini tetap dapat memberikan
wawasan tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dan produksi pangan.
Cara Menerbitkan Artikel di Mazhabkepanjen.com
*) Naskah dikirim ke email: mazhabkepanjen21@gmail.com
*) Redaksi berhak tidak menayangkan artikel yang tidak
sesuia dengan kaidah dan filosofi Mazhabkepanjen.com
0 Komentar