6 Buku Esai Filsafat Populer yang Cocok untuk Pemula

Oleh: Redaksi

Ilustrasi. Foto/dok

Mazhabkepanjen.com - Filsafat itu harus ditulis untuk memudahkan pembacanya, bukan justru puyeng dengan penulisan istilah-istilah kompleks yang sok filosofis. Atas dasar itulah saya merekomendasikan enam buku esai filsafat populer yang enak dibaca.

Saya akan membahas soal buku. Tentu saja buku filsafat atau setidaknya buku yang membahas topik-topik filsafat. Cuma ini berbeda dengan buku-buku filsafat umumnya yang ditulis secara sistematis dan berjilid-jilid.

Buku yang kali ini mau saya bahasa sama sekali tidak demikian. Walaupun di beberapa titik butuh penalaran juga, namanya juga filsafat. Sisi logis dan rasional itu pasti ada. Selain itu, kumpulan artikel filsafat pendek di buku-buku ini tidak perlu dibaca secara berurutan dari awal hingga akhir. Anda bisa memilih judul-judul tertentu yang mungkin lebih disukai atau yang relate dengan kondisi yang dialami Anda, sementara sisanya boleh saja tidak dibaca.

1. Filsafat Untuk Pemalas

Judulnya saja sudah unik, menimbulkan tanya apa sih itu pemalas? Mengapa dia mesti diberi filsafat. Buku ini ditulis oleh Ach. Dhofir Zuhry diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 2023.

Filsafat untuk Pemalas berisi sebanyak 46 artikel yang ditulis dengan bahasa yang sangat dekat dengan anak-anak Gen Z. Saya rasa penulisannya kayak bertutur, jadi kalau kita membaca buku ini seperti berdialog dengan sang penulis.

Topik-topik yang diangkat sangat luas mulai dari filsafat hidup, nilai-nilai filsafat Plato yang dikontekstualisasi hingga membahas soal asal-usul kejahatan. Menariknya, ada filosofi-filosofi dari pemikir filsafat barat maupun Islam yang dikutip dan ditafsir sehingga sangat relevan dengan kebutuhan kita sekarang.

Kalau boleh saya sebut buku ini adalah perasan dari berbagai ide-ide filsafat yang kemudian dituangkan bersamaan dengan berbagai persoalan yang saat ini menjadi problem banyak orang.

2. Mencari Marxisme

Dari judul sudah bisa kita tebak, buku ini semacam pergolakan penulisnya di dalam menghadirkan kembali ide-ide besar filsafat Karl Marx tanpa terjebak mengulangi tafsir-tafsir yang sudah ada.

Buku ini ditulis oleh Martin Suryajaya diterbitkan oleh Marjin Kiri pada tahun 2016. Martin ini kalau boleh saya bilang, salah satu pemikir otoritatif untuk bicara Marxisme di Indonesia. Dia sudah menulis banyak sekali buku yang sistematis dan panjang. Kecuali buku yang ditulis dalam kumpulan esai ini.

Mencari Marxisme berisi  sekitar 30 artikel yang mengeksplor Marxisme terutama dari sisi pendekatan logikanya. Memang sebetulnya, kumpulan artikel ini dipilih dari rubrik Logika Marxis, di laman Indoprogres.

Topik-topik yang diangkat misalnya soal metode Marxis, politik dan ekonomi, gerakan sosial, hingga seni budaya Marxis. Termasuk polemik Martin dengan Gunawan Muhammad, soal posisi GM sebagai pialang yang mempromosikan kapitalisme barat dan antikomunisme. Cuma sayangnya, ada balasan dari GM sebenarnya yang tidak mungkin dicantumkan di buku ini.

Upaya Martin dalam buku ini adalah berusaha menemukan Marxisme dengan cara seminimalisir mungkin mengutip kata-kata atau kalimat Karl Marx. Ini unik, sejauh ini biasanya ketika seseorang mengindentikkan diri dengan suatu pemikiran tokoh tertentu dia akan kuat-kuatan membuat kutipan.

Kata Martin, kalau kita kuat-kuatan membuat kutipan dari kata-kata Karl Marx, pasti kita kalah dengan mesin fotokopi. Mesin fotokopi akan menghadirkan secara lengkap hingga titik komanya. Marxisme harus mampu ditemukan, bahkan andaikan Karl Marx sendiri tidak pernah ada di dunia ini.   

Nah, pembaca yang menyukai kajian Marxisme, buku ini sangat direkomendasikan untuk Anda.

3. Derridean

Dari judulnya kita sudah bisa ditebak bahwa buku ini dimaksudkan untuk membahas pemikiran Derrida, salah satu filsuf kontemporer asal Prancis. Biasanya ada satu kata yang selalu diidentikkan dengan pemikir ini yaitu Dekonstruksi.

Buku ini ditulis Muhammada Al Fayyald diterbitkan oleh Mori pada tahun 2023. Muhammada Al Fayyald penulis yang konsen di pemikiran Derrida yang dia kerucutkan menjadi satu pemikiran khas Al Fayyald sendiri yaitu Filsafat Negasi.

Derridean memiliki sebanyak 14 artikel dengan beragam topik tetapi tetap seputar ide-ide filsafat Derrida. Misalnya, soal kematian, etika, pemikiran Derrida hubungannya dengan teologi, metode hingga politik dari perspektif modern.

Menariknya, di buku ini ada satu artikel khusus yang membahas kritik Fayyald terhadap buku Martin Suryajaya yang berjudul Imanensi dan Transendensi. Kritik ini ditemukan dibagian artikel yang berjudul “Imanensi dan Transendensi: Sebuah Prolog Menuju Ontologi Materialis Tentang Subjek”.

Anda kalau membandingkan dua pemikiran ini sangat menarik, karena Martin tampak agak sedikit kontra dengan Derrida. Derride mau nggak-mau dianggap seorang korelasionis yang ingin dihabisi oleh marxis kontemporer. Tetapi kemudian Al Fayyald memberikan suatu pembelaaan yang sangat manis.

Buku ini semacam perjalanan pemikiran Al Fayyald dari Derrida, ke teologi negatif Ibn Arabi hingga akhirnya ke Filsafat Negasi. Filsafat Negasi secara singkat, kata Fayyald, adalah mengeluarkan negasi internal pada pemikiran Hegel.

4. Obat Dungu Resep Akal Sehat Filsafat untuk Republik Kuat

Buku ini ditulis oleh Rocky Gerung suatu nama yang belakangan diidentikkan sebagai filsuf dan berbicara dengan terang-terangan. Kritiknya pada pemerintah luar biasa keras, walaupun kadang sempat mau tawuran juga dengan narasumber yang lain.

 Buku ini diterbitkan oleh Komunitas Bambu tahun 2024. Topik yang dibahas mulai demokrasi, sekulerisme, feminisme, dan kritik-kritik politik lainnya, serta kritik pada Pancasila sebagai ideologi.

Pendasaran utama di buku ini adalah demokrasi, bahwa demokrasi adalah parasyarat utama bagi kita bisa hidup di negara yang multi kultur. Ada satu potensi dalam demokrasi  yang oleh Rocky Gerung disebut falibilis atau kemungkinan salah. Kemungkinan salah inilah yang memungkinkan kita hidup berdampingan satu-sama lain.

Kemungkinan salah bukanlah relativisme tetapi tentativisme. Kalau relativisme adalah kebenaran ada pada setiap subjek, sementara tentativisme adalah kebenaran yang menjelang. Kebenaran yang bisa jadi disebut salah kemudian setelah ada argumen yang lebih kuat.

Tetapi bagi Rocky Gerung, demokrasi itu bisa hidup apabila sekulerisme menjadi semangat hidup di dalam. Tanpa itu demokrasi akan menjadi senjata pemimpin yang otoriter. Nah, bagi teman-teman pengagum Rocky saya kira wajib baca buku ini. Ada sekitar 80an artikel di dalamnya.

5. Secangkir Kopi Filsafat

Dari judul terngar sangat ngepop sekali ya. Buku ini ditulis oleh Herlianto. A diterbitkan oleh Maknawi pada tahun 2021. Buku dengan judul lengkap “Secangkir Kopi Filsafat: Obrolan-Obrolan Sederhana Seputar Filsafat Populer” ini berisi sebanyak 51 artikel.

Isu-isu filsafat yang dianggkat sangat beragam mulai dari bagaimana filsafat ini dipahami oleh publik umum saat ini. Misalnya dianggap tidak laku di bursa kerja, bisa bikin orang sesat atau bikin gila. Penulis buku ini membuat semacam pembelaan-pembelaan di situ.

Kemudian juga membahas pelajaran filsafat klasik. Dalam hal ini mengangkat filsosofi hidup Sokrates, Aristoteles, Plato, dst, dari sisi pendidikan, etika hingga politiknya. Hingga membahas juga topik-topik populer yang relevan dengan zaman digital, misalnya soal nalar di media sosial.

Di sini membahas soal matinya kepakaran. Bahwa hari ini yang jadi rujukan itu bukan pakar tetapi mereka yang memiliki banyak follower. Termasuk juga membahas soal post truth, yaitu bagaimana kebenaran itu dibangun melalui ledakan informasi yang datang begitu intens ke smartphone setiap orang.

6. Islam Tuhan Islam Manusia

Buku ini ditulis oleh Haidar Bagir diterbitkan oleh Mizan pertama kali pada tahun 2017. Kekhasan artikel di buku ini lebih fokus membahas ide pemikir-pemikir Islam.

Ini yang membuatnya berbeda dari keempat buku di atas. Buku dengan judul lengkap “Islam Tuhan Islam Manusia: Agama dan Spritualitas di Zaman Kacau” ini memiliki sebanyak 31 artikel.

Topik-topik yang dianggap sangat mendasar mulai dari soal mengapa kita beragama, isu-isu radikalisme dan takfirisme, hingga pembahasan solusi spritual bagi orang-orang yang mengalami kegelisahan soal agama. Kita tahu bahwa Haidar Bagir ini orang yang konsen di bidang pemikiran Islam, terutama tentang tasawuf atau sufisme.

Melalui buku ini dia ingin membawa sufisme menjadi solusi bagi masyarakat modern yang menurut dia sudah mengalami kegersangan batin. Jadi ide-ide sufisme atau cara hidup sufi, yang kadang diidentikkan dengan cara hidup irasional, itu justru bagai mata air bagi kekeringan batin orang-orang di zaman modern ini.

Itulah enam buku kumpulan esai filsafat populer yang cocok buat Anda yang baru pemula dalam belajar filsafat, atau bagi Anda yang menyukai ide-ide filsafat yang ditulis dengan bahasa yang ringan dan renyah.

Sekali kali lagi filsafat harus mempermudah hidup Anda, bila hidup Anda semakin sulit karena filsafat mungkin Anda belajar filsafat dengan cara yang tidak tepat. Selamat membaca teman-teman semua.

Posting Komentar

0 Komentar